Konsep JEN Menurut Francis L.K Hsu
Francis L.K Hsu adalah Sarjana Amerika keturunan Cina, yang mengkombinasikan dalam dirinya keahlian di dalam ilmu antropologi , ilmu psikologi, ilmu filsafat dan kesusastraan cina klasik, ( homeostatis psikologi ).Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam masyarakat barat, dimana konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting, biasanya menganalisis jiwa manusia dengan terlampau banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan analisis tersendiri.
Konsep yang dipakai sebagai landasan untuk mengembangkan konsep lain menurut francis L.K.Hsu adalah konsep JEN. Dalam kebudayaan Cina, yaitu manusia yang berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian. Itu adalah manusia yang dapat menjaga keseimbangan hubungan antara diri kepribadiannya dengan lingkungan sekitarnya, terutama lingkungan sekitarnya yang paling dekat dan paling serius, kepada siapa ia dapat mencurahkan rasa cinta, dan kemesraan.
Apakah konsep ini masih relevan di terapkan pada masa kini?
Ya.. menurut saya konsep ini masih relevan, seperti halnya kita sebagai makhluk sosial atau makhluk hidup yang tidak dapat hidup sendiri. Oleh karena itu di perlukannya sikap saling tolong-menolong, Sehingga dari sikap tersebut terlahir/timbul lah rasa kasih sayang terhadap sesama makhluk, dan kemesraan lah yang dirasakan.
Sebab jika manusia tidak mempunyai rasa kasih sayang terhadap sesama makhluk, pasti mereka semua akan terlahir sifat individualisme dari sifat individualisme akan melahirkan hidup tak peduli terhadap lingkungan maupun alam. Contohnya: Jika kita tidak peduli terhadap alam dan kitapun tidak menjaga/melestarikannya dengan baik maka kelestariannya pun tidak akan terjaga dengan baik.
Ya itulah relevan tidaknya konsep Jen untuk di terapkan pada masa kini. Jadi manusia yang berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian, adalah manusia yang dapat menjaga keseimbangan hubungan antara diri kepribadian dengan lingkungan sekitarnya yang paling dekat dan paling serius, kepada siapa ia dapat mencuahkan rasa cinta, kemesraan dan baktinya.
Francis L.K Hsu adalah Sarjana Amerika keturunan Cina, yang mengkombinasikan dalam dirinya keahlian di dalam ilmu antropologi , ilmu psikologi, ilmu filsafat dan kesusastraan cina klasik, ( homeostatis psikologi ).Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam masyarakat barat, dimana konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting, biasanya menganalisis jiwa manusia dengan terlampau banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan analisis tersendiri.
Konsep yang dipakai sebagai landasan untuk mengembangkan konsep lain menurut francis L.K.Hsu adalah konsep JEN. Dalam kebudayaan Cina, yaitu manusia yang berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian. Itu adalah manusia yang dapat menjaga keseimbangan hubungan antara diri kepribadiannya dengan lingkungan sekitarnya, terutama lingkungan sekitarnya yang paling dekat dan paling serius, kepada siapa ia dapat mencurahkan rasa cinta, dan kemesraan.
Apakah konsep ini masih relevan di terapkan pada masa kini?
Ya.. menurut saya konsep ini masih relevan, seperti halnya kita sebagai makhluk sosial atau makhluk hidup yang tidak dapat hidup sendiri. Oleh karena itu di perlukannya sikap saling tolong-menolong, Sehingga dari sikap tersebut terlahir/timbul lah rasa kasih sayang terhadap sesama makhluk, dan kemesraan lah yang dirasakan.
Sebab jika manusia tidak mempunyai rasa kasih sayang terhadap sesama makhluk, pasti mereka semua akan terlahir sifat individualisme dari sifat individualisme akan melahirkan hidup tak peduli terhadap lingkungan maupun alam. Contohnya: Jika kita tidak peduli terhadap alam dan kitapun tidak menjaga/melestarikannya dengan baik maka kelestariannya pun tidak akan terjaga dengan baik.
Ya itulah relevan tidaknya konsep Jen untuk di terapkan pada masa kini. Jadi manusia yang berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian, adalah manusia yang dapat menjaga keseimbangan hubungan antara diri kepribadian dengan lingkungan sekitarnya yang paling dekat dan paling serius, kepada siapa ia dapat mencuahkan rasa cinta, kemesraan dan baktinya.